Saturday, January 7, 2017

surat rindu

Assalamualaikum…
Teruntuk mama disana. Ma apa kabar ? Apakau baik saja? Apakah kau merindukanku? Disini tiada hari tampa merindukanmu… Karena hanya rindu yang bisa kurasakan saat ini.
Adakah kata yang bisa melebihi kata RINDU ? Mungkin kata itu lah yang melukiskan segalanya. Hampir 10 bulan kita tak bersua. Hampir 10 bulan aku tak merasakan masakanmu. Hampir 10 bulan tangan hangat mu tak kurasakan lagi. Hampir 10 bulan suaramu setiap pagi membangunkan ku tak terdengar lagi. Dan Hampir 10 bulan aku selalu merasa menjadi manusia paling tak beruntung. Menjadi manusia tanpa arah, menjadi manusia tanpa tujuan, menjadi manusia yang tak kehilangan segalanya.


Ma,,, selama 20 tahun aku hidup, aku selalu bergantung padamu. Bergantung dari segala hal, bergantung dari segi fashion, makan, uang jajan, bangun tidur, ibadah, mimpi, sampai disaat sedih hanya engkau ma yg menjadi penyemangat dan menjadi pelindung dari dunia luar. Dan saat ini, aku sendiri. Kehilangan segalanya. Mungkin saat ini bukan hanya lumpuh, aku kehilangan indra penglihatanku. Semakin lama aku meranjak dan berkela sendiri untuk bangkit, semakin aku merasa takut. Terlalu banyak hal yang menakutkan diluar sana, terlalu takut aku untuk menyadari aku saat ini seorang diri.
Ma, apakah engkau tau? . Betapa takut dan pecundangnya aku untuk berdiri saat ini. Bahkan aku selalu menyembunyikan semua perasaan dari orang disekitarku. Aku berpura-pura menjadi manusia normal, aku berpura-pura bahwa aku tak ada tangisan dihidup. Aku berpura-pura untuk menjadi periang, seolah tak ada masalah yang terjadi.
Iri. Disaat orang lain disekitarku masih bisa mendengar suara ibunya, disaat orang-orang bisa merasakan hangatnya sentuhan ibu, disaat semua orang bisa sekedar bersandar untuk melepas lelah dan isak tangis dipelukan ibunya.
Dan aku,.
Hanya bisa menatap setiap foto yang tersimpan. Hanya bisa menatap setiap baju mu. Mendengar rekaman suaramu. Melihat pesan singkat yang pernah kau kirim dan mengingat kejadian masalalu.
Ma, aku tak tau bahwa rasanya seberat ini  kehilanganmu. Hidup ku terasa percuma tanpa adanya dirimu. Terlalu berat cobaan ini yarob. Aku tak sekuat ini, aku masih terlalu lemah. LEMAH dalam segala hal. Aku masih mmbutuhkan mama, sebagai tongkat untuk berjalan, sebagai arahku untuk melangkah.  Mama, setiap kali aku menggendong dan melihat fatih tersenyum, hatiku terasa tenang. Aku teringat padamu ma. Aku ingat disaat engkau sakit, kemudian, faith masih berusia 2bulan, betapa indah simpul senyum yang terlukis diwajahmu. betapa berbinar matamu menatap fatih. Betapa saat itu masih sering terlintas dibenakku.
Ma, sebentar lagi  aku akan wisuda. Sesuai dengan keinginanmu, sesuai dengan yang engkau harapkan. Tapi terlalu banyak janji yang ku sampaikan kepadamu, yang pada akhirnya tak bisa ku tepati sampai kau tlah tiada. Ma setelah ini aku harus bagaimana….. kemana langkah kaki ini….
Beruntungnya orang disekitarku bisa merasakan doa dari kedua orang tuanya. Dan AKU? Siapa AKU? Mungkin tak ada peduli denganku, walau hanya bayangan…..
Tertulis pesan : RINDU.

Wasalamualaikumwarhamatullahiwabarakatu. *alfatihah*

No comments:

Post a Comment